Suparwono, orang tertinggi di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, meninggal dunia, Rabu (22/2) lalu. Suparwono meninggal akibat serangan jantung saat menerima tamu di kediamannya. Dibutuhkan 39, 21 meter kain kapan untuk membalut jenazahnya, dan 18 orang untuk mengangkat jenazahnya.
Media jejaring sosial, media massa cetak dan elektronik beramai-ramai memberitakan meninggalnya orang tertinggi di Indonesia secara mendadak. Suparwono, manusia tertinggi di Indonesia asal Kabupaten Tulangbawang, Lampung, sosok sederhana. Selama ini, ia ternyata enggan berobat ke rumah sakit dengan alasan keterbatasan biaya. Ia tutup usia dalam perjalanan ke rumah sakit.
Suparwono memiliki tinggi badan 242 sentimeter dan berat 176 kg. Ia orang tertinggi di Indonesia. Dan tertinggi ketiga di dunia. Pria kelahiran Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, 4 November 1985 ini wafat dalam usia masih muda, 26 tahun. Pihak keluarga sempat membawa Suparwono ke Klinik Sharon Medical Centre, Tulangbawang namun, sudah tidak tertolong lagi.
Karena tubuhnya yang demikian tinggi itu, maka untuk membungkusnya membutuhkan kain kafan sepanjang 39,21 meter dan untuk membawanya dibutuhkan 18 orang yang mengotong mayat mantan atlet bola basket itu. Ribuan warga turut mengantar jenazah Suparwono yang terkenal pandai bergaul itu.
Untuk membawa jenazah Suparwono menggunakan mobil pick up dengan bak terbuka karena tak ada peti mati maupun keranda yang cukup untuk membawanya.
Menurut ibu Suparwono pernah bermimpi jika rumahnya didatangi oleh banyak orang yang seperti mau yasinan. Beberapa hari sebelumnya Suparwono juga pernah berpesan kepada teman-temannya jika dia mau pergi dari kampungnya. Dan benar Kamis dia pergi untuk selama-lamanya untuk menghadap Sang Pencipta.
Garis hidup almarhum Suparwono penuh dengan hal mencengangkan dan kontroversi. Salah satu kontroversi itu adalah soal tinggi badannya. Sebelumnya, disebut sebut bahwa Suparwono memiliki tinggi 2,71 meter. Angka ini banyak diyakini sebelum Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) melakukan pengukuran tinggi badannya, karena hasil pengukuran rumah sakit. Namun, dalam pengukuran yang dilakukan MURI pada Desember 2009 ini adalah 2,42 meter. Berat badannya, 176 kilogram. Kondisi ini mencengangkan karena selisih tingginya dari perkiraan awal sangat jauh, yaitu lebih dari 30 sentimeter lebih.
Hal mengejutkan lainnya, dari informasi yang beredar luas, ukuran sepatunya pun ekstra jumbo, yaitu 64. Tidak jarang ia terpaksa bertelanjang kaki karena tidak ada sepatu ataupun sandal yang ukurannya pas dengannya.
Karena keunikannya, Gubernur Lampung Sjahchroedin ZP, menunjuk Suparwono sebagai Duta Wisata Lampung. Setiap ada iven wisata seperti Festival Krakatau, Suparwono selalu diundang khusus oleh gubernur. Sjachroedin mengaku kehilangan atas kepergian Suparwono. “Selama ini almarhum saya anggap orang ‘langka’ yang saya gunakan dalam kegiatan budaya, wisata maupun keagamaan,” kata Sjachroedin melalui SMS
No comments:
Post a Comment